Sabtu, 20 September 2014

Samsung Galaxy Round dengan layar melengkung (curved)

00.53 Posted by Jacky Akbar Saputra , No comments
Samsung merilis keluaran terbaru yaitu Galaxy Round, handphone (phablet) dengan kontur layar yang tidak seperti umumnya yaitu dengan bentuk yang melengkung (curved).
Layar yang melengkung seperti dimiliki Galaxy Round memiliki ukuran 5,7 inchi beresolusi HD (1920×1080) yang dibuat dengan teknologi Super Flexible ​AMOLED.
Samsung mengklaim penggunaan layar yang sedikit melengkung akan lebih memudahkan pengguna memegang Galaxy Round dengan satu tangan saja meskipun ukuran smartphone ini terbilang agak besar (151.1 ⅹ 79.6 ⅹ 7.9mm).
Galaxy Round juga memiliki fitur ’Roll Effect’ untuk melihat sekilas status dan notifikasi saat layar handphone mati (stand by) cukup dengan memiringkan salah satu sisi chasing saat hp berada di permukaan yang datar.

Rabu, 17 September 2014

Kolaborasi Teknologi dan Seni Budaya

00.37 Posted by Jacky Akbar Saputra , , No comments
Visualisasi masa depan ala Tri.
Masa depan dimulai saat ini menjadi jargon yang diusung oleh operator GSM 3 (Tri) di pertunjukan 3030, yang merupakan sebuah pertunjukan teater dengan kolaborasi teknologi dengan seni budaya nasional seperti seni tari dan teater komedi. Pertunjukan semacan ini sudah diadakan sejak 2013 kemaren di sebanyak 12 kota dan Jakarta menjadi kota ke 13 yang didatengin sama 3030 show. Di Jakarta, 3030 show digelar dari tanggal 18 Januari 2014 sampe 3 Februari 2014 di Lapangan Parkir JCC Senayan, Jakarta.
Lalu, tanggal (21/01/2014) diundang nih oleh Tri buat ngeliat pertunjukan 3030. Permainan laser dan video mapping-nya kece banget. Kalo dari segi cerita sih lumayan bagus dan cukup menghibur. Apalagi tingkah para pemerannya yang merupakan seniman-seniman asal Bandung ini membuat pertunjukan selama kurang lebih 60 menit ini semakin seru, ujar P.
Selain ada pertunjukan teater di dome besar, ada juga dome-dome kecil yang mamerin produk-produknya Tri, yang menarik ada produk kece yang cuman dijual pas gelaran 3030 aja, yang merupakan kolaborasi Tri dengan Oscar Lawalata, Klenting dan Daniel Mananta. Kalo mau liat pertunjukannya langsung aja dateng kesana atau kunjungi aja web resminya 3030, biar bisa reservasi dulu, Soalnya tempatnya terbatas.

Teknologi + Seni = Artlens

00.35 Posted by Jacky Akbar Saputra , , No comments
Gallery One di Cleveland Museum of Art memiliki layar yang lebarnya 40 kaki yang isinya display 3.000 gambar. Gallery One ini isinya lukisan-lukisan para pelukis besar di dunia seperti Pablo Picasso, Auguste Rodin, Viktor Schreckengost, Giovanni Panini, dan Chuck Close. Saat seorang pengunjung museum menyentuh sebuah gambar di layar itu, gambarnya akan membesar dan memberikan informasi tentang lokasi benda yang ada di foto itu. Buat pengunjung yang bawa iPad, mereka dapat menyentuh icon hati di sudut gambar itu kalo mau gambarnya di-transfer ke iPad mereka. Bukan cuma itu, foto-foto itu juga bisa di-share melalui Facebook dan Twitter.Super Canggih !


IPad juga menawarkan pilihan barang untuk dipamerkan di seluruh museum, seperti misalnya kapan lukisan itu dibuat, kenapa dibuat, juga bagaimana cara buatnya. Nama aplikasinya adalah ArtLens, dan aplikasi ini bisa diunduh oleh para pengunjung secara gratis.Mereka juga punya teknisi yang akan menerangkan cara penggunaannya dengan sabar.
Si ArtLens ini bukan cuma bisa buat dipake buat mencari informasi tentang benda-benda atau lukisan-lukisan yang ada di museum itu, tapi juga bisa dipake untuk merancang tur mereka dalam museum itu sendiri dan tentunya “rencana” itu bisa mereka share ke orang lain. Tujuan utama dibuatnya teknologi seperti ini adalah karena ketika orang datang ke museum, mereka ingin diceritain tentang benda-benda di sana secara mendalam. Dan teknologi di sini fungsinya untuk memfasilitasi mereka. Untuk saat ini memang baru ada aplikasi untuk iPad, tapi mereka sedang ngembangin aplikasi serupa yang bisa dipake di iPhone dan Android, juga nambahin fitur-fitur baru, tentunya. Dan kalo kamu menginstall aplikasi ini, kamu akan dapat info perkembangan tentang Cleveland Museum of Art itu, seperti misalnya kalo mereka ada koleksi baru atau mereka mau bikin pameran.



Gitar Tanpa Senar

00.34 Posted by Jacky Akbar Saputra , , No comments

Gitar digital yang diproduksi oleh Misa Digital Instruments ini diberi nama Kitara. Desainnya sekilas seperti gitar biasa, lengkap dengan 24 fret. Perbedaanya, gitar ini tidak memiliki senar sama sekali. Dan sebagai gantinya gitar ini memiliki enam tombol untuk menentukan nada yang ingin dimainkan pada setiap fret. Pada bagian tubuhnya terdapat layar multi-touch berukuran 8’’.
Melalui layar sentuh ini, Kitara dapat dimainkan sama seperti cara bermain gitar tradisional. Layar tersebut juga dapat dimainkan seperti gitar Manson MB-1 yang digunakan oleh Matthew Bellamy (vokalis Muse).
Dengan cara bermain yang bervariasi, gitar ini dapat menghasilkan suara dan nuansa musik yang berbeda Dengan cara bermain yang bervariasi. Terlebih di dalamnya telah disediakan lebih dari 100 jenis suara digital yang dapat dikombinasikan dengan enam efek suara.

Gitar digital ini tersedia dalam dua varian yang perbedaannya terletak pada bahan dan harganya. Kitara terbuat dari bahan polymer ABS dan dijual dengan harga 849 dolar AS, sedangkan Kitara Limited Edition terbuat dari bahan aluminium dan dijual dengan harga 2.899 dolar AS. Dengan perbedaan harga yang terpaut sangat jauh, pihak Misa Digital Instruments memberikan bonus photobook kepada pembeli Kitara Limited Edition. Photobook ini berisi perjalanan sejarah Kitara dari pembentukan ide hingga menjadi sebuah produk yang mengubah sejarah musik digital.Sungguh keren.

Keunggulan Serta Kelemahan Adobe Photoshop CC

00.24 Posted by Jacky Akbar Saputra , , 2 comments
Photoshop telah mengeluarkan versi terbaru yaitu Creative Cloud (CC) setelah sebelumnya telah mengeluarkan versi Adobe CS6.Adobe Photoshop CC ini merupakan Adobe keluaran terbaru yang mempunyai kemiripan sama dengan Adobe CS6 dalam hal tampilan designnya dengan balutan warna abu-abu tua dan penempatan tombol-tombolnya juga masih sama seperti versi sebelumnya.

Dalam aplikasi berbasis Adobe Photoshop CC ini telah memiliki kelebihan tersendiri yaitu mampu dan ampuh bagi para fotografer dan ahli desain karena Adobe ini sudah dilengkapi dengan banyak fitur baru yang tidak ada di versi-versi sebelumnya. menurut kutipan dari IT Proportal (20/07),  ”terdapat beberapa fitur baru yang dibawa oleh Creative Cloud ini salah satunya adalah fitur yang mungkin akan sangat berguna untuk membantu para fotografer dalam mengedit sebuah foto menjadi lebih baik.”

Fitur tersebut dinamakan Camera Shake Reduction ini dapat menganalisis sudut-sudut kabur atau blur dalam sebuah foto dan kemudian menambahkan pixel-pixel bagian yang kosong supaya gambar blur itu menjadi lebih tajam dan lebih keren lagi.



 
selain itu, untuk penggunaan adobe Photoshop CC juga dapat menggunakan tools seperti Blur Trace Bounds, Smoothing dan Artifact Suppression. Fitur-fitur ini berfungsi sebagai pencari letak pixel yang menimbulkan gambar kabur serta dapat membantu untuk menajamkannya dan juga membawa beberapa fitur yang mempunyai Adobe Lightroom 5 beta salah satunya seperti Camera Raw dengan menggunakan fitur satu ini, maka pengeditan mulai dari saturasi sampai cerah tidaknya gambar dapat diatur lebih komplet dan menjadi sangat mudah.



Ada pula fitur seperti diantaranya Adobe Ilustrator, Adobe CorelDraw, Adobe DreamWeaver,dan Adobe After Effect. Di Adobe Photoshop CC ini juga dapat digunakan untuk mengenerasi kode-kode CSS serta mengimport warna dari HTMLdi sebuah situs. Sungguh fasilitas yang dapat memanjakan para costumer untuk menggunakan fitur-fitur tersebut.

Tetapi sebagian memiliki kekurangan tersendiri yaitu seperti dalam fitur ini tidak berguna untuk foto yang sudah terlewat parah pada bagian sisi bluringnya selain itu, setelah membeli Adobe Photoshop CC ini baik yang full creative suite atau yang photoshop saja, maka penggunanya hanya mendapatkan jatah waktu selama 3 tahun. Setelah itu, harus ada upgrade pembayaran untuk mendapatkan penambahan fitur di produk satu ini.
 

Selain itu, untuk menggunakannya Anda harus memasukkan Adobe ID terlebih dahulu di awal instalasinya. Tentu saja karena membutuhkan Adobe ID, maka secara otomatis, saat instalasi harus terhubung dengan koneksi internet.
Di Photoshop CS6, ada satu fitur yang dinamakan 3D Tools. Dalam Adobe Photoshop CC ini, tim Adobe masih menyematkan fitur fitur tersebut dengan penambahan beberapa peralatan baru lain.

Kesimpulannya adalah bahwa dalam Adobe Photoshop CC ini memiliki banyak fitur fitur baru yang mendukung dan terdapat pula fitur bawaan Adobe contoh seperti Adobe Ilustrator dan meskipun memiliki sisi kelemahan yang cukup, pastinya dalam Aplikasi ini bisa patut kita gunakan untuk mencoba.


Teknologi Hologram yang Pertama di Dunia Tari Internasional

00.09 Posted by Jacky Akbar Saputra , , No comments
Terdapat yang berbeda Jumat malam (8/8) di Kradenan, Banyuraden, Gamping, Sleman. Puluhan orang berduyun-duyun memadati studio tari Banjarnili milik Martinus Miroto. Tapi, kali ini tidak seperti malam biasanya, di mana pertunjukan tari lebih bersifat tertutup. Malam itu, ternyata menjadi malam sakral bagi seorang Martinus Miroto. Karya yang ditampilkannya merupakan ujian Program Doktor Penciptaan dan Pengkajian Seni Insititut Seni Indonesia (ISI) Jogjakarta.  ‘’Meski sifatnya tertutup, tapi teman-teman yang hadir di sini telah menjadi bagian dari karya ini,” ujar Miroto singkat saat membuka pertunjukan. Karya pria kelahiran Jogjakarta 23 Februari 1959 ini bisa terbilang karya fenomenal. Di mana karyanya mengusung teknologi yang berkolaborasi dengan karya tari. Alhasil, karya ini merupakan hal baru dalam dunia tari, bahkan dunia tari internasional.
Hal ini diungkapkan sendiri oleh Miroto, sehari sebelumnya saat gladi bersih (7/8). Dikatakan, karya ini belum pernah dipertunjukan di belahan bumi manapun. Menggabungkan dunia maya dan nyata dalam sebuah pertunjukan seni tari modern. ‘’Lebih mengistilahkannya dengan nama pertunjukan realitas teleholografis, di mana mengusung teknologi hologram. Menghadirkan kolaborasi penari asal Taipei, New York dan Tokyo dengan penari Jogjakarta secara real time,” katanya. Teleholografis bisa terbilang sebuah ide mutakhir dalam dunia seni. Meski terpisah jarak dan waktu yang sangat jauh, para penari ini tetap bisa berkolaborasi. Bahkan gerakan yang dihasilkan tetap bisa sinkron. Kunci utama dalam penggarapannya kali ini adalah teknologi yang diusung. Miroto dan timnya mengandalkan koneksi internet sebagai media penyambung. Kunci lainnya adalah bagaimana menghadirkan para penari dalam teknlogi hologram ini. ‘’Untuk menghadirkan pemikiran ini memerlukan waktu lima tahun. Mulai dari konsep hingga teknis penggarapan. Apalagi teknologi hologram masih sangat jarang, atau bahkan belum ada di Indonesia,” katanya.
Untuk membuat hologram, Miroto harus rajin-rajin membuka situs Youtube. Dalam situs ini Miroto mencari tutorial pembuatan hologram. Sejak awal pembuatan, Miroto ditemani sahabatnya, Bandi. Pria ini sendiri merupakan tukang kayu dan batu yang kerap membantu Miroto. Miroto berkisah di awal pembuatan dirinya sempat melakukan trial and error. Percobaan awalnya pun tidak selamanya sukses. Meski begitu, kegagalan ini menjadikan Miroto lebih terpacu dalam berkarya. Beberapa bahan baku mulai dari plastik, mika hingga akrilik dijajalnya sebagai pemantul hologram. “Sempat berhasil saat menggunakan akrilik, tapi ukurannya sangat kecil dan gampang melengkung. Akhirnya ketemu bahan yang pas yaitu kaca tempered. Kaca ini mampu menampilkan objek hologram dengan pas dan bisa dipandang,” katanya. Perjuangan tidak berhenti sampai di sini. Untuk mendatangkan kaca ini, ternyata memerlukan teknik khusus. Bahkan untuk proses penurunan ke Studio Banjarmili memerlukan waktu 10 hari. Ini karena letak studio ini yang menjorok ke arah Sungai Bedog. “Dipikirkan matang-matang bagaimana menurunkan kaca ini, karena kalau salah bisa pecah,” kenang Miroto.
Karya Miroto kali ini melibatkan tujuh seniman asal Indonesia. Mereka adalah Ari Inyong, Mugiyono, Mila Rosinta Totoatmojo, Endah Lras, Ari Ersandi Mulyono dan Rangga. Ketujuh seniman ini berkolaborasi dengan Yutsen Liu asal Taipei, Kyla Barkin asal New York dam Ikko Suzuki asal Tokyo. Kehebatan telehologram diuji dalam kolaborasi kali ini. Para seniman lintas negara sebelumnya belum pernah bertemu, terkecuali Miroto. Tentunya ini menjadi kendala tersendiri untuk melakukan pendekatan dan pengenalan bahasa ketubuhan. Hal ini diungkapkan oleh salah seorang penari Mugiyono. Dalam fragmen tarian, pria asal Solo ini berkolaborasi dengan Ikko asal Jepang. Baginya ini merupakan kesempatan yang unik, menantang sekaligus membanggakan. “Belum pernah bertemu sebelumnya, tapi langsung berkolaborasi. Teknologi tentunya sangat membantu dalam karya Pak Miroto kali ini. Kita tidak dekat dengan penari luar, tapi benar-benar terasa dekat saat berkolaborasi,” kesan Mugiyono.
Miroto juga mengungkapkan para penari dari negeri seberang juga merasakan hal yang sama. Seperti saat Ikko mengirimkan pesan kepada Miroto rindu untuk berlatih bersama. Ikko yang berasal dari Jepang mengaku merasa dekat dengan penari asal Indonesia. “Penari antusias karena mengusik ketenangan dan kebiasaan dunia tari. Ruang baru penyambung dunia nyata dan maya ini mendapat respons positif. Seperti saat Ikko mengungkapkan rasa kangennya untuk berkolaborasi bersama Mugiyono,” kata Miroto. Internet menjadi kunci penting dalam karya Miroto kali ini. Meski begitu, internet pula yang menjadi pisau yang tajam, di mana koneksi internet di Indonesia masih terbilang sangat minim. Total Miroto hanya bisa memaksimalkan koneksi internet mencapai 10 Mbps. Kecepatan ini sudah sangat cukup untuk menghidupkan teleholografis ini. Pernah suatu ketika para senian luar negeri mengirimkan video kualitas high definition. Alhasil video teleconference yang diterima oleh Miroto gagal.
“Luar negeri sangat mendukung high definition tapi kita belum. Sehingga kecepetan internet semua diturunkan menyesuaikan kemampuan internet kita,” kata Miroto. Lebih lanjut Miroto mengungkapkan karya ini mengandung aspek multimedia, multibangsa, multibudaya dan menggunakan medium utama tubuh realitas nyata dan realitas semu. Karya kali ini menyoroti pesatnya perkembangan dunia maya. Semua orang dipertemukan dengan mudah, meski terpisah jarak dan waktu. Sistem kemajuan komunikasi ini, lanjut Miroto, dapat pula menjembatani dunia seni, sehingga tercetuslah ide pertunjukan realitas teleholografis ini. “Sebagai seorang seniman kita harus peka terhadap sebuah dinamika. Dulu mungkin kita susah dan perlu waktu yang lama untuk berkolaborasi. Tapi sekarang, teknologi sudah membantu kita,’’ katanya. (*/laz)